Teknik Budidaya Sawi Yang Baik dan Benar

Sawi merupakan tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai sayuran, baik segar maupun olahan. Tanaman sawi berasal dari Cina, kemudian menyebar ke Filipina dan Taiwan hingg ke Indonesia. Tanaman termasuk jenis tanaman yang mudah untuk dibudidayakan, karena tidak perlu keahlian khusus. Cocok bagi petani maupun pemula karena tanaman ini cepat menghasilkan dan berumur pendek. Daerah budidaya tanaman sawi di Indonesia kebanyakan berada di Pulau Jawa.

  • Syarat Tumbuh Tanaman Sawi
  1. Tanaman sawi dapat tumbuh dengan baik di daerah dingin dengan suhu antara 15-20 derajat celcius, mendapatkan sinar matahari yang cukup. 
  2. Tanaman sawi dapat tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi.
  3. Tanaman sawi dapat tumbuh dengan baik pada tanah lempung, dengan kondisi tanah gembur, memiliki drainase yang baik dan mempunyai pH tanah 6-7. 
  • Teknik Budidaya Tanaman Sawi
  1. Benih, sebaiknya menggunakan benih dari toko pertanian karena benih tersebut telah melalui proses sertifikasi benih dari Balai Benih. Benih yang baik bisa dilihat dari kemasan yang masih utuh, tempat dan lama penyimpanan, daya tumbuh benih, varietas, dan kadar air benih. 
  2. Pengolahan tanah, hendaknya dilakukan sebelum proses penanaman sawi. Proses pengolah tanah dilakukan dengan pembersihan lahan dari rumput liar, penggemburan tanah dan pembuatan bedengan. Penggemburan tanah dilakukan guna memperbaiki struktur tanah dan sirkulasi udara dalam tanah. Saat penggemburan tanah, sebaiknya juga dilakukan pemberian pupuk dasar untuk memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah. Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk kandang atau pupuk kompos. Pada daerah yang memiliki pH rendah (asam), terlebih dahulu dilakukan pengapuran untuk menaikkan derajat keasaman tanah. 
  3. Pembibitan, dapat dilakukan pada bedengan atau kotak persemaian. Benih ditaburkan diatas media tanam kemudian ditutup dengan lapisan tanah halus setebal 1-2 cm dan disiram dengan air hingga basah.  
  4. Penanaman,  dilakukan setelah tanaman sawi berumur 2-3 minggu atau sudah memiliki 3 daun sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20x20 cm. penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari agar tanaman tidak layu terkena sinar matahari.
  5. Pemeliharaan tanaman, meliputi penyiraman, penjarangan, penyulaman, penyiangan, dan pemupukan susulan serta pengendalian hama dan penyakit tanaman. 
    • Penyiraman, merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dalam budidaya tanaman. Penyiraman dapat dilakukan sehari sekali pada pagi hari atau sore hari.
    • Penjarangan, dilakukan dengan mencabut tanaman yang tumbuhnya terlalu rapat. Penjarangan dilakukan dua minggu setelah penanaman.
    • Penyulaman, merupakan tindakan penggantian tanaman yang mati atau terserang hama dan penyakit dengan tanaman baru.
    • Penyiangan, adalah tindakan membersihkan tanaman liar/gulma yang tumbuh disekitar tanaman. Penyiangan sebaiknya dilakukan setiap dua minggu sekali. Pada umumnya, kegiatan penyiangan dilakukan bersamaan dengan kegiatan penggemburan tanah dan pengguludan. 
    • Pemupukan susulan, dilakukan sepuluh hari setelah tanam menggunakan pupuk urea yang mengandung banyak Nitrogen (N). Pemupukan susulan dapat dilakukan dengan cara menaburkan diatas tanah, atau dengan melarutkannya dengan air.
    • Pengendalian hama dan penyakit, guna menanggulangi hama dan penyakit yang menyerang pada tanaman sawi seperti ulat daun, penyakit busuk akar, bercak daun, dan virus mosaik dapat dilakukan dengan penyemprotan menggunakan pestisida nabati maupun kimiawi. 
  6. Pemanenan, tanaman sawi dapat dipanen setelah berumur dua bulan. Cara panen sawi dapat dilakukan dengan mencabut tanaman, memotong bagian batangnya dan memetik daunnya satu per satu.

Tag : Budidaya
0 Komentar untuk "Teknik Budidaya Sawi Yang Baik dan Benar"

Back To Top